Sabtu, 05 Juni 2010

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang artinya menahan atau menaggung. Derita artinya menaggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup. Allah memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikan-Nya?

Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan diwa atau rohani. Aibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibacadi berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban. Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah harian ibu kota halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan sebagainya.
Dengan demikian, jelaslah di satu pihak kasus siksaan, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan meng-ekspose berita-berita itu, koran cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi.

Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Bila orang yang berpikiran lemah, masalah kebimbangan akan lama dialaminya, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi, bagi orang yang kuat berfikir ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yagn dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditampat yang sepi. Tempat mereka memang sepi, tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan, seerti takut pada tikus, ular, serangga, dan sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu, seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai. Sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.

Kekalutan Mental
Gejala – gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
b. Nampak pada kejiwaannya dengna rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan kejiwaan Nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
b. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi buka melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. Kekalutan merupakan titik patah (mentah breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. Kepribadian yang lemah
b. Terjadinya konflik social budaya
c. Cara pematangan batin

Proses-proses kekalutan mental yang dialamu oleh seseorang mendorongnya kearah.
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagi usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan shalat tahajut.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1. Agresi
2. Regresi
3. Fiksasi
4. Proyeksi
5. Identifikasi
6. Narsisme
7. autisme

0 comments:

Posting Komentar

Recent Comments